TATA CAHAYA
Ada
2 jenis tata cahaya yang utama yang sering dipakai oleh juru kamera, yaitu :
High
Key adalah
sebuah scene yang penampilannya lebih condong ke cerah. Efek dari tata cahaya
high key relative hanya sedikit ada bayangan, tetapi penting juga ada sedikit
bagian yang gelap sebagai bahwa indikasi bahwa high key bukan over exposed.
Low
Key
adalah sebaliknya, hanya bagian – bagian yang pokok yang diberikan cahaya
cukup, sedangkan bagian – bagian lainnya ada dalam bayangan gelap. Sering
terjadi juga salah pengertian bahwa untuk mendapatkan efek low key ialah dengan
membuat under exposed, yang benar adalah perbandingan ratio antara gelap dan
terang.
Tata
cahaya mempunyai beberapa fungsi, antara lain :
Key
Light, merupakan sumber cahaya utama untuk suatu karakter
tertentu disuatu tempat dalam scene. Jika objeknya bergerak maka menggunakan
beberapa key light
Fill
Light, tujuannya untuk mengisi ( fill ) bayangan yang disebabkan
oleh key light. Karena harus dihindari agar tidak menimbulkan bayangan baru,
maka biasanya ditempatkan dekat kamera. Fill light bisa juga dengan menggunakan
sumber cahaya soft. Kualitas dari soft light yang tidak menimbulkan bayangan
memberikan kebebasan dalam penempatannya.
Back
Light, ditempatkan diatas atau dibelakang objek untuk memberi
cahaya diatas kepala atau diatas pundak.
Dalam
tata cahaya kadang diperlukan efek khusus. Efek cahaya lain yang sering
digunakan adalah Eye Light, sebuah lampu kecil dengan cahaya kuat yang ditempatkan
di dekat kamera. Karena cahayanya lemah maka dia menimbulkan fill light
di mata actor, disamping refleksinya akan membuat matanya berbinar. Terakhir
adalah background light atau set light, untuk memberi cahaya pada
tembok atau furniture.
Tata Cahaya/Lampu
Tata
cahaya/lampu adalah unsur tata artistik yang cukup penting dalam pertunjukan
teater. Sejak ditemukannya lampu sebagai penerangan, manusia menciptakan
modifikasi dan menemukan hal-hal baru yang dapat digunakan untuk menerangi
panggung pementasan. Seorang penata cahaya/ lampu perlu mempelajari pengetahuan
dasar dan penguasaan peralatan tata cahaya/lampu yang selanjutnya dapat
diterap-kan dan dikembangkan untuk kepentingan artistik pemang-gungan.
a. Fungsi Tata Cahaya/Lampu
Tata
cahaya/lampu yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya
menghadirkan kemung-kinan bagi sutradara, aktor dan penonton untuk saling
melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang
jelas kepada penonton tentang segala sesu-atu yang akan dikomunikasikan. Dengan
cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa
difungsikan bekaitan dengan peran tata cahaya/lampu tetapi fungsi dasar tata
cahaya/lampu ini ada empat, yaitu pene-rangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir
.
Penerangan.
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada
pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam
tata cahaya/panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa
dilihat tetapi juga memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas
tertentu. Tidak semua area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama
tetapi diatur de-gan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang
hendak disampaikan melalui laku aktor di atas pentas.
Dimensi. Dengan tata
cahaya/lampu kedalaman sebuah obj-ek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan
dengan memba-gi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga
membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek dite-rangi dengan
intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton
menjadi datar. Dengan penga-turan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap
dan terang maka dimensi objek akan muncul.
Pemilihan.
Tata cahaya/lampu dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang
hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adegan
mengguna-kan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam teater,
penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan
fokus perhatian pada area atau aksi tertentu. Pengaturan tata cahaya/lampu ini
tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di
atas pentas serta keindahan tata pang-gung yang dihadirkan.
Atmosfir. Yang paling menarik
dari fungsi tata cahaya/lampu adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang
mempe-ngaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan
suasana serta emosi yang terkandung dalam pe-ristiwa lakon. Tata cahaya/lampu
mampu menghadirkan sua-sana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya
tek-nologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan
cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya
matahari pagi berbe-da dengan siang hari.
Keempat
fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing
fungsi memiliki interaksi (sa-ling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan
dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensi-onal objek,
suasana, dan emosi peristiwa.
Selain
keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya me-miliki fungsi pendukung yang
dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa
fungsi pendu-kung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai
berikut.
Gerak. Tata cahaya tidaklah
statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area
satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini
mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang
tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam
area yang berbe-da, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi perganti-an
cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara
langsung disadari. Tanpa sadar penon-ton dibawa ke dalam suasana yang berbeda
melalui perubah-an cahaya.
Gaya.
Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis
atau naturalis yang mensya-ratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya
mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya
Surealis tata cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di
luar kenyataan seharihari. Dalam pe-mentasan komedi atau dagelan tata cahaya
membutuhkan tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang
dilakukan oleh aktor dapat tertangkap jelas oleh penonton.
Komposisi. Cahaya dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang
dihasilkannya.
Penekanan. Tata cahaya dapat
memberikan penekanan ter-tentu pada adegan atau objek yang dinginkan.
Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton se-hingga membantu
pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang
senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian
penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton me-nyelidiki
maksud dari hal tersebut.
Pemberian tanda.
Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung. Misalnya,
fade out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black
out sebagai akhir dari cerita. Dalam pementasan te-ater tradisional, black out
biasanya digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set.
b. Peralatan Tata Cahaya/Lampu
Kerja
tata cahaya/lampu adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam
mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata
cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dapat dikerjakan.
Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan
kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan
karena adanya peralatan tata cahaya/lampu yang memang dirancang untuk tujuan
ter-sebut. Penguasaan peralatan tata cahaya/lampu wajib dipela-jari oleh penata
cahaya.
0 comments:
Post a Comment