Jam kyu

Wednesday, November 13, 2013

Sehari Tanpa Tawa Sahabat





Pagi ini pagi yang sangat cerah, matahari bersinar begitu indahnya. Aku pun bersiap-siap untuk berangkat sekolah, oh iya namaku Ayu tepatnya Anjani Ayu Widati aku kelas 3 SMP, aku mempunyai sahabat namanya Nia Agustina biasa di panggil Tina. Setiap hari kami berangkat sekolah bersama, Tina adalah sahabat yang sangat mengerti aku, dia selalu menemaniku dalam suka maupun duka.
Selesai sarapan aku pamitan kepada ayah dan ibu untuk berangkat sekolah, sebelum menuju ke sekolah seperti biasa aku menjemput Tina yang kebetulan rumahnya searah dengan arah ke sekolah. Saat sampai di rumahnya aku melihat dia menungguku dengan wajah yang ceria, saat di jalan kami selalu bercanda dan tertawa lepas, ada saja hal-hal lucu yang kami bahas. Waktu pulang sekolah pun juga begitu, jalan yang kita lewati selalu ramai dengan tawaan kami.
Sesampainya di rumah, aku langsung ganti baju dan makan, selesai makan aku minta izin kepada ibu untuk main ke rumah Tina. Di rumah Tina tidak kalah ramai dari waktu kita di jalan, karena di sana juga ada Elin, Elin adalah teman kami biasa bermain, dia juga tidak kalah lucunya dibanding Tina. Rumah Tina menjadi ramai karena ulah kami bertiga.
Esoknya seperti biasa aku menjeput Tina untuk sekolah, tapi ternyata hari ini Tina tidak sekolah karena sakit panas, aku pun langsung masuk ke dalam untuk melihat keadaan Tina. Saat masuk kamar Tina aku melihat dia sedang tidur di atas ranjang dengan keadaan yang lemas dan wajah yang pucat, aku pun langsung mendekat dan duduk di sampingnya sambil bertanya “Apakah kamu baik-baik saja?” “Aku tidak-apa ini hanya sakit panas biasa nanti juga sembuh sendiri”, setelah jawaban itu meyakinkanku aku langsung berpamitan untuk berangkat sekolah.
Saat di jalan terasa sangat berbeda karena tidak ada Tina, jalanan menjadi sepi, yang terdengar hanya suara kendaraan yang lalu lalang. Waktu pulang juga begitu, jalan yang biasanya ramai karena suara tawaan kami kini menjadi sepi.
Sesampainya di rumah aku masih memikirkan keadaan Tina, selesai makan aku bergegas pergi ke rumah Tina untuk menjenguknya. sesampainya di sana ku lihat rumah Tina terlihat sepi, tidak seperti biasanya yang ramai dengan tawaan Tina dan juga Elin.
Saat aku mengetuk pintu rumahnya yang meyambutku adalah kakaknya Tina, tidak seperti biasanya, biasanya Tina yang membukakan pintu dengan wajah yang ceria, waktu masuk ke kamarnya aku melihat Elin sudah berada di situ. Suasana terasa sangat sepi, tanpa ada candaan ataupun tawa, aku merasa sangat sedih. Esoknya ternyata Tina sudah sembuh, dia sudah menantiku di depan rumahnya dengan wajah yang kembali ceria, aku merasa senang sekali, sekarang jalanan yang kemarin sepi menjadi ramai kembali. Ternyata sahabat adalah segala-galanya bagiku.

0 comments:

Post a Comment